Senin, 17 Oktober 2011

Kebahagiaan semu

Hari ini kebetulan saya dapat kebagian tempat pengukuran berada di SD islam Marzuqiyah. Wah sudah terbayang pastinya bakalan banyak anak - anak yang bermain ditengah lapangan sekolah, membeli jajanan SD. Dan saat saya memasang alat GPS saya,seketika saja anak - anak berkumpul melihat,dan ada pula yang menyeletuk awas bom,dan saat itu juga semua anak - anak panik. Suatu hal yang lucu.

Gara - gara melihat anak - anak SD disini,jadi teringat masa kanak - kanak saya. Dulu paling senang sama maenan mobil - mobilan. Mobil diiket tali seadanya lalu ditarik sambil lari - lari. Dulu saya yakin akan kebahagiaan waktu itu, pasti bahagia sekali. Dan seketika saat saya sudah memiliki mobil sendiri, entah kenapa kebahagiaan yang saya alami tidak seindah dan bahagia saat saya hanya mampu menarik mobil saya sambil berlari - lari.

Semakin bertambahnya umur kita, semakin banyak kewajiban - kewajiban yang harus kita laksanakan, semakin dikit waktu untuk melaksanakan hak kita, dan kebahagiaan pun berangsur berubah arti dan makna secara sendirinya. Pastinya arti dan makna kebahagiaan seseorang dengan orang lain pasti berbeda. Dan kebahagiaan saat masih kanak - kanak dan saat dewasa pun berubah. Terkadang saya merindukan masa masa kebahagiaan saat kita masih kanak - kanak, kebahagiaan yang benar - benar murni kebahagiaan sejati.

I believe there's a hero in all of us, that keeps us honest, gives us strength, makes us noble, and finally allows us to die with pride, even though sometimes we have to be steady, and give up the thing we want the most. Even our dreams. - Aunt May's quote-